Bergelut dengan Mual Muntah

Trimester pertama kurasakan cukup berat, mual dan mual hampir menemani hari-hariku. Aku yang sebelum hamil merupakan pencinta kuliner dan tidak pernah pilih-pilih dalam hal makanan, cukup kaget dengan perubahan saat aku hamil. Hampir semua makanan, aku tidak bernafsu sama sekali. Aroma-nya, rasa-nya, semua-nya membuatku langsung mual dan muntah. Ditambah aku bekerja yang setiap hari menempuh perjalanan 45 menit ke kantor dengan motor dan selalu menemui kemacetan ibukota, membuatku makin merasa cepat lelah dan stress juga sepertinya.

Buah-buahan cukup membantuku, seperti pir dan semangka tidak terlalu sering kumuntahkan. Kupelajari pola makanku untuk memilih makanan apa yang tidak membuatku mual dan akhirnya muntah. Sayangnya, pola makananku tidak bisa menjadi acuan, pisang yang awalnya tidak membuat mual muntah, terkadang juga membuat aku mual dan muntah. Bertanya dengan teman yang sudah hamil juga kulakukan. Tapi sepertinya tidak cukup membantu. Hmm, kalau semua makanan sudah kutolak, aku pun merebus mie, yang terkadang membuat mual, tapi terkadang tidak.

Dokter sebenarnya sudah memberikan aku obat mual yang harganya cukup membuat kaget yah..:D. Awalnya obat ini cukup membantu mengusir mual, tapi kira-kira satu dan dua bulan kemudian, sudah ga mempan lagi. Akhirnya pasrah saja, jika mual dan ingin muntah,  yah dimuntahkan saja. Tapi tetap kupaksakan memakan apa saja supaya si dede tumbuh dan berkembang dengan baik. Suplemen dari dokter rutin kuminum, hehe, padahal aku orang yang sangat ga suka minum-minum kapsul dan semacamnya.

Memasuki akhir bulan ke-3 kehamilan, aku bersama suami harus kembali melakukan perjalanan, kali ini ke Chiangmay, kurang lebih 7 hari. Cukup deg-degan, karena mual dan muntah ku masih berlanjut, belum ada tanda berakhir. Setelah kembali berkonsultasi dengan dokter tentang perjalanan yang akan kutempuh, dokter memperbolehkan aku untuk dapat melakukan perjalanan. Berbekal banyak mie, abon, kecap dan biskuit-biskuit, aku berharap semoga mual dan muntahku sudah mulai berkurang selama disana. Setelah transit di Bangkok dan melanjutkan penerbangan domestik ke Chiangmay, kami pun tiba di penginapan di malam hari. Sangat lelah rasanya, tapi untunglah selama di pesawat aku baik-baik saja. Makanan yang diberikan pun kumakan walau tidak sanggup dihabiskan. Pekerjaan disana kami selesaikan tanpa masalah, udara yang segar disana dan suhu yang dingin jika sore dan malam hari, dan resort yang kami tempati dikelilingi pepohonan sangat membantuku. Kurasakan stressku hilang, dan mual muntahku juga hampir tidak muncul di 3 hari pertama selama disana. Makanan khas Thailand pun kumakan dengan cukup semangat, hmm.. sepertinya selera makanku sudah muncul kembali.

Tetapi setelah 3 hari disana nyaris tanpa keluhan akan hamil mudaku, hari-hari berikutnya karena mungkin secara fisik aku sudah mulai lelah, mual dan tidak nafsu makan kembali datang. Walau muntah tidak sesering sebelumnya. Niat kami untuk keliling kota Bangkok pun batal kami lakukan, setiba di Bangkok, aku langsung tepar di hotel transit, maaf yah suamiku, batal rencana melihat Bangkok di malam hari..:).

Hal lain selain mual dan muntah, yakni perubahan emosi. Suami banyak-banyak sabar deh menghadapi istrinya ini. Penyebab utama emosi yang berubah-ubah dan sangat moody karena pengaruh perubahan hormon yang terjadi terutama pada awal masa kehamilan. Fisik yang cepat terasa lelah juga karena asupan makanan yang kurang karena nyaris semua makanan membuat aku mual syukur-syukur tidak sampai muntah.

Memasuki bulan keempat, mual dan muntah mulai berkurang, dan pada bulan kelima kehamilan, nafsu makanku sudah kembali. Walau hanya sesekali saja mual dan muntah, tapi itu biasanya karena masuk angin. Oiya, tidur siang di jam istirahat kantor cukup membantu memulihkan tenaga, apalagi kalau sudah muntah-muntah dari pagi dan malamnya kurang tidur karena frekuensi pipis yang makin sering (yang pasti membangunkan di malam hari).

Keseluruhan, berat badanku turun 1,5 kg selama 4 bulan pertama itu. Huuufff..baru kurasakan saat hamil yang hampir semua makanan kutolak, padahal aku orang yang suka makan apa saja dan pencinta kuliner.